Banyak orang mengatakan bahwa mandi air hangat saat flu dapat membantu mengurangi hidung tersumbat dan rasa berat di kepala. Namun tahukah Anda sebenarnya mengapa pengobatan alami ini dianjurkan, dan apakah memang ada efek positifnya? Simak ulasan lengkapnya di bawah ini.

Apakah Boleh Mandi Air Hangat saat Flu?

apakah boleh mandi air hangat saat flu

Sebelum itu, tak ada salahnya jika Anda mengetahui dulu asal-usul dari pengobatan sederhana ini.

Pada zaman Yunani dan Romawi Kuno, orang percaya bahwa penyakit muncul karena ketidakseimbangan “empat cairan tubuh”. Penyakit yang bersikap dingin seperti flu ada kaitannya dengan kelebihan “lendir”, salah satu dari empat cairan tersebut.

Itulah sebabnya, pengobatan di zaman itu banyak menekankan pada keseimbangan panas dan lembap dalam tubuh. Cara seperti mandi air hangat atau membuat tubuh berkeringat dipercaya mampu “mengusir” dingin sekaligus mengembalikan keseimbangan tubuh.

Hippocrates sendiri menyarankan mandi di mata air alami, sedangkan pemandian umum di Roma kerap menyediakan ruangan panas untuk tujuan pengobatan.

Di penghujung abad ke-19 sampai awal abad ke-20, keberadaan kamar mandi di rumah semakin sentral. Mandi atau berendam air hangat dianggap lebih dari sekadar kebutuhan sehari-hari, melainkan juga bermanfaat bagi kesehatan.

Uap dan air hangat dipandang sebagai cara ampuh untuk meredakan hidung tersumbat serta mengencerkan lendir.

Namun, hanya karena sudah dipraktikkan sejak lama bukan berarti tradisi ini pasti aman. Masih ada hal-hal yang perlu mendapat perhatian ekstra sebelum begitu saja menyimpulkan bolehkah mandi air hangat saat flu.

Inilah yang akhirnya mendorong ilmu kedokteran modern untuk meneliti lebih dalam keamanan mandi air hangat saat flu dan batuk serta manfaatnya.

Apa Manfaat Mandi Air Hangat saat Flu?

manfaat mandi air hangat saat flu

Di antara berbagai riset, berikut beberapa yang melaporkan manfaat mandi air hangat ketika terkena flu atau pilek:

1. Melegakan Saluran Pernapasan

Sebuah uji klinis acak ganda meneliti pengaruh menghirup udara panas jenuh bersuhu 42–44°C selama 20 menit dua kali sehari. Hasilnya, peserta pilek yang menerima perlakuan ini melaporkan sumbatan di hidung jauh berkurang daripada kelompok plasebo.

Selain itu, pengukuran objektif pun mengonfirmasi aliran udara lewat hidung yang membaik. Temuan ini menunjukkan bahwa udara hangat yang lembap (mirip dengan kondisi ketika mandi air hangat) dapat membantu mengatasi hidung tersumbat.

2. Mengurangi Gejala-Gejala Flu

Dalam tinjauan sistematis terhadap enam uji klinis teracak dengan jumlah peserta lebih dari 300 orang, ditemukan bahwa sebagian studi menunjukkan adanya pengurangan gejala pilek yang signifikan lewat terapi uap.

Menariknya, satu uji coba mencatat risiko relatif gejala hanya 0,56. Ini berarti, daripada kelompok kontrol, peserta yang menghirup uap hangat hampir setengahnya lebih jarang mengalami gejala berlanjut.

Temuan ini menguatkan bahwa mandi air hangat bisa membantu mengurangi keparahan gejala.

3. Meningkatkan Kualitas Istirahat

Di tahun 2017, tinjauan pada poin (2) di atas mendapat pembaruan. Meskipun demikian, hasilnya tetap menunjukkan bahwa sejumlah uji klinis melaporkan manfaat subjektif.[4] Peserta umumnya mengatakan merasa lebih rileks, hidung tidak terlalu mampet, dan tidur lebih nyenyak setelah menghirup uap hangat.

Yang terpenting, perasaan sehat dan lega ini menjadi bukti bahwa udara hangat dan lembap dari mandi masih relevan sebagai cara sederhana untuk memberi kenyamanan di kala flu.

Mandi Air Hangat untuk Flu, Amankah untuk Semua Orang?

bolehkah mandi air hangat saat flu

Tidak diragukan lagi, mandi air hangat memiliki sejumlah manfaat bagi penderita flu. Hanya saja, manfaat itu akan terasa jika caranya benar. Ada beberapa catatan penting yang perlu diperhatikan, jadi sebaiknya cek dulu apakah Anda memang boleh melakukannya.

Siapa yang Harus Menghindari Mandi Air Hangat ketika Flu?

Bagi kelompok berikut, mandi air hangat ketika flu sebaiknya dihindari:

  • Penderita Asma atau Penyakit Paru Kronis: Uap panas dapat memicu bronkospasme atau membuat napas semakin sesak.
  • Orang dengan Demam Tinggi, Pusing, atau Tekanan Darah Rendah: Panas dapat memperburuk kondisi dan meningkatkan risiko pingsan.
  • Penderita Gangguan Kulit: Air hangat dapat membuat kulit semakin kering dan iritasi.
  • Penderita Penyakit Jantung Tertentu: Paparan panas bisa meningkatkan denyut jantung dan tekanan darah sementara, dan dampaknya cukup berbahaya.

Apabila Anda termasuk dalam kelompok ini, sebaiknya pilih cara yang lebih aman seperti memakai humidifier.

Bagaimana Cara Mandi Air Hangat yang Aman saat Flu?

Supaya mandi air hangat efektif meredakan gejala flu tanpa menambah risiko lain, ada sejumlah hal yang sebaiknya diperhatikan. Berikut tips aman yang bisa Anda ikuti:

  • Gunakan Air Hangat: Suhu ideal air di kisaran 37–40 °C. Jika terlalu panas, risikonya justru bisa menguras cairan tubuh, membuat kulit teriritasi, dan kepala terasa pusing.
  • Batasi Durasi Mandi: Durasi 10-15 menit sudah efektif untuk melegakan napas dan mengendurkan otot.
  • Jaga Sirkulasi Udara: Buka jendela sedikit agar uap tidak berkumpul terlalu banyak di kamar mandi, sebab penumpukan uap dapat menimbulkan gangguan pernapasan bagi sebagian orang.
  • Hidrasi: Minum air lebih dulu lalu ulangi lagi setelah mandi karena uap hangat cenderung membuat tubuh berkeringat dan menguras cairan tubuh.
  • Gunakan Pelembab setelah Mandi: Karena uap dapat mengurangi kelembapan kulit, gunakan pelembap untuk mencegah kulit kering atau timbul rasa gatal.

Agar mandi air hangat saat flu semakin praktis pilih water heater WIKA yang tersedia dalam berbagai pilihan, dari electric sampai berbasis tenaga surya. Produk berkualitas ini bisa Anda dapatkan melalui PT Pino Module Perkasa (PMP) selaku distributor resmi. Selain harga bersaing, kami juga menjamin layanan profesional.